Kamis, 12 November 2009

DenganMu

DenganMu aku mengabdi
TanpaMu aku sesati
DenganMu aku berbakti
TanpaMu aku reradi

Sunyi bayang shubuh
Nira upeti puji
Huni wajah rusuh
picak sunyi-sunyi

Bunyi daun jatuh
Sampah Ruci-Rumi
Bias raung jauh
rapat bunyi-bunyi

Ilmu kalang waktu
waktu telusur jejak manusia mentari
mentari penyapih wajah
pendar sedar tuhu ilmu-ilmu

Kamis, 20 Agustus 2009

Malam...

My dear,
I'm going to bed this night
In this fulfil heart, there's only you
I try to bring you in my dream
In my sleep

I love you at all
Tomorrow, I will find you
With all my misery of you
In every meeting of your love
In every stepping of your spirit
I'll find you

Curug, In The Name Of Love

Jumat, 17 Juli 2009

Hari Ke dua



( Libur pekan ini semusim penuh

Mentari tropika mengajuk lembut

Hinggap di coklat bumi manusia dan metamorfosa )


Ya Tuhan Yang Maha Bersayap Sengsara

Kau campakkan diriMu dalam sendiriMu

Padahal seluruh pedati telah sedia patuh untukMu

Dan sujud sang biduk kikuk menyapa asmaMu

Di atas tanah runtah laut ufuk naga

Betapa pun kami masih pengabdiMu Ya Rabbi

Kami masih pendambaMu Ya Rabbi


Hingga rahasia itu tak berwaktu kecuali waktuMu

Hingga cinta itu tak berhandai taulan kecuali azaliMu

Kami mesti menemukan kesadaran baru

Karena Engkau tentu tak benar-benar sungguh dengan periMu


Ya Rabbi

Belailah lagi ranah hati kami

Yang rindu menyuruk di sebalik kukuh pendirianMu

Menyelinap dari saga HendakMu


Ampuni kami, Ya Rabbi

Mata kami terlalu sembab oleh peri selainMu

Hati kami terlalu pekat oleh selain rinduMu

Biarkan kami jelang lagi rindu mulaMu itu Ya Rabbi

Atas bentangan semesta rawan

Sebergegas ibu jumpai udara luar rumah terjenaka

Bagi bayi-bayi di buai gendongannya, bajang gunung


Ampuni syarat kami, Ya Rabbi

Manjakan kami lagi

Yang kanak termanja dari semua derita

Jumat, 13 Februari 2009

Do'a ke tiga

Do’a (3)
-untuk kakakku-

Dengan menyebut AsmaMu
Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Setelah semua perawan tuntaskan rawatnya atas diri jenaka
Dan kupu-kupu menyatakan kesamaannya : jaman Sang Penuai
Aku ingin meremahkan seluruh yang tertelan sebagai diam
Dalam do’a

Pertama
Ampuni aku atas semua yang bukan renjanaMu

Ya Allah
Limpahkanlah salam termesra sebanyak yang tak mungkin kudengar
Di seluruh rengkuhMu atas jagad reronta
Kepada junjungan hamba, Sang Musthafa hingga peluk Jibril di gua Hira

Ya Allah
Sepanjang jaga hingga rebahnya
Dahlia itu mengejankan diri dan gerahnya
Adalah yang tertuai oleh sore sebagai kepatuhan yang rahasia
Sungguh takut melanggar arif suaraMu
Yang meneguhkan lela harap terpagi sebagai tembang Jawa
Merambahi jelang hati selangkah kecil biduk dara

Ya Allah
Setiap pergantian ruang yang tertuju
Punai kecilMu itu tak henti berkabar pada semestanya
Dengan senyum dan tawa dia tebarkan janji penyatuan Sang Mula
Dan diamnya adalah lantak semua goda karena gumamnya
Sungguh hanya sendu yang menata diri dalam rumah taatMu
Yang merangkaikan ruang waktu pelabuhan bagi pelayar
Mengganti garam udara dengan sejuk angin gunung rautnya

Ya Allah
Limpahkanlah teduh ajiMu terjera seluas yang tak mungkin kueja
Di seluruh agungMu atas semua ketakmuskilan takdirMu
bagi kakakku

Ya Allah
Setelah semua kumandang firmanMu menjelma sebagai sunyi cahaya
Limpahkanlah lembut cahayaMu
Atas cahaya jiwa kakakku

Ampuni aku
Di seluruh kegelapan hatiku

Maha Sempurna Engkau
Yang mengabadikan Diri sepanjang hari
Dalam patuh tunduk semesta oleh semestaMu


Jatiwaringin, 19 Desember 2003