Puisi merupakan bahasa universal setelah bahasa tutur, naratif, berita atau ungkapan argumentatif ilmu pengetahuan. Jika kabar dan ilmu yang dituturkan mengedepanan aspek etis dan logis, maka puisi berestetika. Puisi bisa gelap, bisa mencerahkan, bisa mengayun-ayun, namun puisi bisa juga seadanya. Seadanya dalam bentuk yang terlugas. Puisi bertujuan mengemas kata. Dalam bungkus apa pun, entah itu pemerdekaan, pengkiasan, perimaan atau mantra. Namun puisi juga mampu memberdayakan kata hingga ke tataran tertentu, yaitu keberdayaannya, daya guna sebuah kata. Dengannya, dengan ritus inisiasi kata dalam puisi, maka kata dapat berubah menjadi selayak pisau tajam , yang mampu membedah kulit demi kulit hijab makna. Puisi juga mampu menenggelamkan kata pada kesibukannya di keseharian. Menjadi sesuatu yang akrab dengan hidup. Yang seadanya, yang seadanya.
RINDU
Rindu biduk perjaka
Songsong buih sumarahMu
Patah tah julang kenduri
Terantuk terjatuh rindu-rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar